Labels
- 2 Janda Pahlawan Terancam 2 Tahun Penjara (1)
- Anang (1)
- AnangKapok Cium Syahrini (1)
- Ba'asyir (1)
- Ba'asyir: Mengapa Jasad Dulmatin Wangi (1)
- Empat Angsa yang Membawa Sengsara (1)
- Fatwa Haram Rokok (1)
- Gayus (1)
- GAZA (1)
- Jenazah Dulmatin Tiba di Pemalang (1)
- Julia Perez (1)
- Juwita Bahar (1)
- Kawin siri (1)
- Krisdayanti (1)
- Miyabi (1)
- Mulan Jameela (1)
- Obama (2)
- orang terpendek di dunia meninggal (1)
- Ririn Dumin (1)
- Susno Duadji (1)
- Valentino Rossi (1)
Archives
-
▼
2010
(25)
-
▼
March
(14)
- Kapolri Minum Teh Bersama Gayus untuk Beri Semangat
- Kawin Siri Pro dan Kontra
- Obama Tunda Lagi ke Indonesia
- Yellow is The New Mulan Jameela
- Heboh Ririn Dumin, Asli atau Palsu?
- orang terpendek di dunia meninggal
- 2 Janda Pahlawan Terancam 2 Tahun Penjara
- Fatwa Haram Rokok
- Kunjungan Obama
- Juwita Berubah Sejak Punya BlackBerry
- Ba'asyir: Mengapa Jasad Dulmatin Wangi
- Empat Angsa yang Membawa Sengsara
- Jenazah Dulmatin Tiba di Pemalang
- Anang Kapok Cium Syahrini
-
▼
March
(14)
Feedjit
Kunjungan Obama
Sunday, March 14, 2010Kopassus Harus Diperjuangkan dalam Kunjungan Obama
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga menilai, sangatlah tidak beralasan apabila Amerika Serikat masih berpandangan miring soal Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) sehingga tidak diikutkan dalam berbagai perjanjian militer dengan Indonesia.
"Kita harus tegas dalam peningkatan kerja sama di bidang pertahanan, yakni berbentuk antarmiliter, misalnya melalui international militairy educational training (IMET), maka masih dengan konsep tidak mengikutkan Kopassus, itu tidaklah fair," ujarnya di Jakarta, Sabtu (13/3/2010) malam. Theo L Sambuaga, yang juga mantan Ketua Komisi I DPR, mengatakan hal itu sehubungan dengan rencana kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia dalam waktu dekat.
Dalam kaitan peningkatan kerja sama antarmiliter dengan memprioritaskan modus IMET (kerja sama pendidikan dan latihan) itu, Theo Sambuaga meminta AS agar mengikutsertakan perwira-perwira TNI dari Kopassus. "Selama ini memang AS belum mau memasukkan Kopassus dengan alasan tekanan dari Kongres AS yang selalu kaitkan Kopassus dengan kejadian-kejadian pada masa lalu, seperti masalah HAM di Timor Timur," katanya.
Theo Sambuaga menilai, tidak ada alasan bagi AS untuk selalu mengaitkan kerja sama militer (dengan melibatkan Kopassus) dengan kejadian-kejadian masa lalu tersebut. "Saya kira itu sudah tidak beralasan. Karena siapa pun yang melanggar hukum dan HAM itu sudah pernah melalui proses pengadilan secara terbuka dan yang bersalah telah dihukum. Kita perlu tegaskan, janganlah menghukum institusinya. Ini tidak benar," ungkapnya.
Kalau kesalahan-kesalahan itu dikaitkan dengan institusi, ungkap Theo Sambuaga, berarti memvonis institusinya dan itu tidak bisa dibenarkan karena ini menyangkut personel serta telah melewati suatu proses hukum secara terbuka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment